Translate

Friday 21 June 2019

TRINIL


TRINIL



     Jauh sebelum ada tayangan drama di tipi yang seringkali khayal, drakor (drama Korea), serta drajap (drama Jepang), saya sudah mengakrabi drama sejak SD. Yup! Sejak SD! Kok bisa?

     Begini ceritanya.
     Saat itu, channel tipi cuman 1, TVRI doang. Kalau hari Senin ampe Sabtu, TVRI cuman tayang jam 17.00 – 00.00. Tayangan pilem kartun cuman jam 17.00 ampe 17.30.
     Pemerintah saat itu pengen anak-anak Indonesia memilih tidur siang agar malamnya bisa belajar atau mengaji. Keren!

     Kalau hari Minggu, TVRI bisa tayang mulai jam 09.00 hingga 00.00. Anak-anak menunggu dengan anteng tayangan ‘Si Unyil’ dan ‘Rumah Masa Depan’. Tayangan favorit saya!

     Lantas apa yang dilakukan anak-anak SD, kayak saya saat itu, yang usai belajar malam dan masih haus hiburan? Kalau gak ada yang ngajak main di jalanan depan rumah, kita biasanya nongkrong di depan radio masing-masing. Dengerin drama radio. Banyak judul drama radio yang saya dengerin dengan setia. Mulai ‘Saur Sepuh’, ‘Misteri Gunung Merapi’, dan the ultimate drama is ‘Trinil’.

     “Trinil balekno gembungku” adalah kalimat horor yang selalu saya tunggu dengan bulu kuduk merinding.

     Terkadang, ada desahan menahan sakit mengiringi kalimat itu. Kalau gak salah, arti dari kalimat itu adalah “Trinil, kembalikan tubuhku.”

     ‘Trinil’ adalah judul drama radio yang menceritakan seorang anak perempuan bernama Trinil, yang tega membunuh ibunya. Gak hanya membunuh, tapi juga memutilasi ibunya. Potongan kepala ibunya dibuang terpisah dengan tubuhnya.

     Kepala sang ibu inilah yang selalu menggelinding dan berkeliaran mencari tubuhnya. Ternyata, sejak kecil, saya sudah dicekoki cerita mutilasi. Jauh sebelum saya tau apa arti mutilasi. Sangar!

     Kenapa Trinil tega membunuh emaknya? Khas masalah perempuan. Urusan cowok!

     Ada seorang cowok yang namanya Bagus Sujiwo. Bagus benar-benar membuat Trinil terkiwir-kiwir. Punya emak bohay, ternyata membutakan mata Trinil. Parno karena emaknya bisa menjadi strong competitor untuk ngedapetin Bagus, mending digorok aja nih emak.

     Cerita ini benar-benar memorable bagi saya. Meski ketakutan, saya tetap anteng mendekap radio transistor saya. Meskipun biasanya, mimpi saya di malam itu adalah kepala dengan rambut terurai panjang, menggelinding ke sana kemari, tak lupa terus meringis sambil berkata
     ”Trinilll balekno gembungku…….. hihihihi” Huaaaaaaaaaaaaaaaa………..

     Hingga saat ini, saya gak tau, apakah Trinil bisa nge-date dengan Bagus Sujiwo?

     Apakah kepala emaknya sudah menemukan tubuhnya yang hilang? Kalau kepala emaknya sudah menemukan tubuhnya, apakah ada pemakaman yang layak buat beliau? I dunno.

     Satu yang masih saya ingat adalah …… Trinillll balekno gembungku……
Itu aja sih!!


SELESAI.



No comments:

Post a Comment